ini adalah salah satu karya dosen saya yang hebat, yang tentunya dapat menginspirasi banyak orang yaitu bapak DR. Nusa Putra, S.Fil, M.Pd
tulisan ini adalah salah satu tulisannya yang hebat..
silahkan dibaca dan di renungkan. :)
LELAKI GILA, ALKITAB DAN LADY GAGA
tulisan ini adalah salah satu tulisannya yang hebat..
silahkan dibaca dan di renungkan. :)
LELAKI GILA, ALKITAB DAN LADY GAGA
Lelaki
ini ganteng, sorot mata tajam dan selalu melihat kejauhan, menatap
langit dalam rentang panjang dan terus berkomat-kamit. Di tangan kirinya
ada Alkitab dan di tangan kanan sebuah pensil. Terkadang, ia baca
ayat-ayat dari Alkitab itu dengan suara yang mantap, intonasi yang
terukur, dan bacaan yang akurat, tetapi lebih sering ia membaca tanpa
suara dan manggut-manggut.
Suatu
kali, di pagi yang sangat cerah, aku pernah mendengar ucapannya yang
jelas dan mantab, ” Jesus datang ke dunia dengan cinta, dan disalib
karena cinta. Cinta Tuhan tak terbatas, melebihi langit dan samudra.
Tuhan adalah cinta”. Ini yang menyebabkan aku pada mulanya tak percaya
saat orang-orang menyebut lelaki itu gila. Tadinya kukira ia hanya
kurang mengurusi dirinya, sehingga tampak agak lusuh dan sedikit bau
asem.
Duduk
dan tidur di kaki lima pertokoan, lelaki ini terus membaca Alkitab dan
membuat catatan di buku tulis yang lusuh. Tulisannya rapi dan indah.
Entah apa yang dituliskannya. Membaca satu dua ayat, kemudian dia
menulis, membalik-balik halaman, membaca beberapa ayat lagi, dan kembali
menulis. Terkadang tampak ia terdiam setelah membaca sejumlah ayat.
Matanya melihat kejauhan, entah apa yang dilihatnya, biasanya dalam
waktu lama, bahkan sangat lama. Mungkin ia melihat fikirannya sendiri
yang melayang-layang dalam angan tak terbatas.
Ia
tak pernah berbincang dengan siapa pun. Mungkin ia merasa tidak perlu
berbicara dengan sesama manusia. Setiap hari ia sibuk berbincang dengan
dirinya sendiri, dan dengan Tuhan. Mungkin ia sungguh merasa ia sedang
bermuka-muka dengan Tuhan. Oleh sebab itu ia dicap gila.
Ada
kalanya ia menangis sambil membaca ayat-ayat tertentu, kemudian berdoa
dengan suara yang gemetar. Dalam doanya, ia minta Tuhan jangan
meninggalkannya, ia sangat takut pada iblis yang bersemayam dalam
dirinya. Sepotong doanya yang pernah kudengar adalah, ” Bapa, bakar
iblis dalam hatiku.” Aku sungguh terpana, tak terasa aku menitikkan air
mata. Betapa tidak, lelaki ini gila, tapi doanya sangat luar biasa.
Dalam kegilaannya, ia menyadari ada iblis dalam hatinya, dan ia minta
Tuhan membakarnya.
Sungguh,
aku tidak mengerti. Apakah ungkapan yang dahsyat dan mendalam itu
merupakan sisa kewarasan atau justru esensi kegilaannya. Manusia
sejati sepenuhnya menyadari bahwa iblis bisa dan biasa
menggelincirkannya. Bukankah Adam, manusia yang pernah berbincang dengan
Tuhan digelincirkan oleh iblis? Sejatinya, manusia butuh Tuhan untuk
melawan iblis, karena manusia sering kalah melawan iblis. Lelaki gila
ini menyadari keberadaan iblis dalam hatinya. Ya Tuhan, ini sangat luar
biasa. Sebab banyak orang yang merasa dirinya waras, jarang menyadari
fakta ini, bahwa ada iblis bersemayam di dalam hati. Dan yang sungguh
‘gila’, lelaki gila ini memohon Tuhan menolongnya. Doa yang diucapkan
lelaki gila ini menegaskan dua hal sekaligus yaitu keterbatasan manusia,
dan ketergantungan manusia pada Tuhan. Puji Tuhan, ungkapan ini muncrat
dari mulut lelaki gila.
Pada
batas ini, menjadi sulit membuat demarkasi atau garis batas antara
kegilaan dan kewarasan. Bukanlah keanehan dalam situasi ini ditemukan
fenomena kegilaan yang waras dan kewarasan yang gila. Ada kewarasan
dalam kegilaan, dan ada kegilaan dalam kewarasan. Seringkali kita
saksikan orang yang masuk dalam kategori waras, melakukan kegilaan.
Seorang pejabat yang menilep dana bantuan sosial atau dana pencetakan
kitab suci, bukankah bentuk kegilaan yang keterlaluan yang dilakukan
oleh orang yang dinyatakan waras?
Kegilaan
memang bisa bermakna anomali, saat manusia melanggar norma-norma dan
kebiasaan-kebiasaan yang normal dan umum. Tetapi gila juga bisa bermakna
kontroversi yaitu sulit difahami dan mengandung banyak pertentangan.
Dalam konteks ini, rasanya pas banget untuk membincangkan Lady Gaga, ibu
para monster.
Lady
Gaga yang bernama asli Stefani Joanne Angelina Germatotta adalah
kontroversi, sejumlah orang menyebutnya gila. Bagi Lady Gaga bernyanyi
bukanlah sekedar hiburan, tetapi merupakan pengejawantahan visi yang
bersifat ideologis. Ada pesan, pendirian, sikap dan perlawanan didalamnya. Karena itu ia tidak peduli apapun pendapat orang tentang dirinya.
Lady
Gaga dinyatakan sebagai anti Kristus dan juru bicara utama gerakan
iluminatif. Lagu, gaya, cara berpakaian, video klip, dan seluruh
tampilannya di atas dan di luar panggung seakan menegaskan itu. Lihatlah
baju yang dia kenakan ketika manggung dan dalam sejumlah video klip. Ia
sangat suka menggunakan baju yang berhiaskan salib terbalik, dan tanda
salib selalu berada tepat di kemaluannya. Salib terbalik adalah lambang
anti Kristus dan pengikut iblis.
Semangat
anti Kristus itu sangat kental terlihat dalam lagunya yang berjudul
Judas. Lady Gaga melihat dirinya seperti Maria Magdalena yang selalu
membersihkan kaki Yesus dengan rambutnya. Lady Gaga mau tunjukkan ia
percaya dan bersedia menjadi pelayan Yesus sebagaimana halnya Maria
Magdalena. Tetapi bersamaan dengan itu Lady Gaga sangat mencintai Judas.
Situasi ini sungguh sangat menarik. Yesus adalah lambang kesucian,
kebenaran, spiritualitas. Yesus adalah raja yang menaklukkan hati
manusia dengan cinta. Yesus mengorbankan dirinya untuk membebaskan
manusia dari dosa dan iblis. Sedangkan Judas adalah simbol kejahatan,
pengkhianatan, dan duniawi. Judas selalu berfikir tentang kerajaan
dunia, kekuasaan dan penaklukan sebagaimana raja-raja sebelumnya. Judas
tampaknya tidak puas jika Yesus hanya menjadi raja tanpa mahkota, raja
bagi hati manusia. Barangkali itulah akar pengkhianatannya. Judas memang
berparadigma penguasa dunia yang seringkali mati rasa.
Lady
Gaga memilih posisi yang kontroversial, mengagumi dan percaya pada
Yesus sekaligus mencintai Judas. Sebenarnya, Lady Gaga bukan sedang
berbicara tentang dirinya saja. Ia mau bilang inilah kenyataan banyak
manusia dalam semua agama. Bukankah tidak sedikit dari kita yang secara
verbal mengaku beriman dan rajin melaksanakan ritual keagamaan, tetapi
paradigma berfikir dan perilaku kesehariannya bertentangan dengan esensi
iman yang sesungguhnya? Ada orang yang hafal Al Quran, Profesor Doktor
ilmu agama lulusan tanah suci, tetapi menjadi narapidana kasus korupsi.
Ada pula yang berpendidikan pesantren sejak kecil, melanjutkan studi ke
tanah suci, menjadi presiden partai berlandaskan agama, sekarang jadi
tersangka kasus korupsi, masih ditambah lagi dugaan kejahatan kelamin.
Ini hanyalah contoh kecil apa yang ditunjukkan si Lady Gaga yang sering
disebut gila itu.
Lelaki gila dan Lady Gaga menggugah kesadaran kita bahwa,
TIDAK PERNAH MUDAH MENJADI MANUSIA, APALAGI MANUSIA BERIMAN,
sumber: