Minggu, 30 Desember 2012

rumitnya cinta



Setiap orang pasti pernah  menyukai seseorang. Dimana ketika kita melihatnya atau bahkan hanya memikirkannya kita merasa gugup ataupun berdebar di dada. Dan perasaan tersebutlah yang di namakan cinta. Ya, cinta tidak selamanya berjalan dengan mulus, bisa saja banyak halangan dan rintangan, atau mungkin cinta yang ‘bertepuk sebelah tangan’.

===*===*===*===*===*===*===*===*===*===*===*==*===*===*==*===*===*===*===*===*===

Bulan november, bulan dimana  seluruh  umat kristen sibuk mempersiapkan diri ataupun acara natal, termasuk aku.  Dalam waktu dekat ini, sekolahku juga  ingin mengadakan perayaan natal. Pemilihan kepengurusan pun di mulai, hasinya aku hanya menjadi seksi konsumsi , sahabatku grace menjadi  bendahara, dan sahabatku putri menjadi seksi perlengkapan. Ketua acaranya, tentu saja kakak-kakak kelas 9 yang sudah berpengalaman menyelenggarakan acara tersebut. Tau ketuanya siapa? Coky, saudara kembar Ciko yang notabene adalah bintang basket di sekolah. Ya, mungkin bisa di bilang hampir tiap wanita di sekolahku tertarik padanya. Sedangkan kembarannya Ciko hanya menjadi seksi perlengkapan, seperti putri. Ciko yang notabene kembarannya Coky tidak kalah saing dengan Coky  .  Dia salah satu anak yang mewakili sekolah kami untuk ikut OSN matematika. Mantap... Pasti sudah terbayang kan bagaimana pintarnya Ciko?
“ Hahaha.. Andai saja aku bisa punya pasangan seperti dia?”  Kataku dalam hati.
 Hus hus... Jangan bermimpi terlalu tinggi, lagi pula siapa yang suka dia? Kataku lagi dalam hati. Dan ketika aku sedang bergumul dengan apa kata hatiku tiba-tiba...
“Door...”  kata Putri sambil mengetuk bahuku. Kenapa bengong ri? Ada masalah?
“Hah? Masalah? E e engga kok” kataku terbata
“oh ayo kita beresin peralatan buat acara natal? Katanya
“i iya..”
Ditengah jalan menuju ke perpustakaan aku berpapasan dengan Ciko. Kemudian dia tersenyum padaku.  Aku merasa ada sesuatu yang menahanku agar aku tidak segera berlalu, dan tiba –tiba saja rasanya jantungku berdebar sangat kencang. Apa-apan ini?  Untuk mengatasi grogiku, aku segera berlari menyusul Putri.

===================================*===*===*======================================

Suatu hari ada suatu akfitas dimana aku di tugaskan oleh Ibu Clarisa untuk bekerja sama dengan Ciko. Jujur saja, aku merasa senang. Tapi? Apakah nantinya kerjasama kami akan lancar? Apakah Ciko seorang yang hangat? Sehangat senyumannya waktu itu padaku? Hmm.. sepertinya tidak ada yang tahu.
Aku pun beertemu dengan Ciko tapi rasa deg degan dulu itu sudah tidak ada lagi. Ya, aku berfikir mungkin waktu itu aku hanya kecapean mengikuti  langkah Putri yang terlalu cepat. Kemudian kami pun bertemu. Tapi ,  pertemuan kami ini bukannya untuk diskusi, kami malah bercanda ria, dan seakan lupa dengan tugas yang di berikan bu Clarisa..
Sejak kerjasama itu, kami makin akrab. Jika kami bertemu kami selau menyempatkan waktu untuk saling menyapa. Walau hanya sekedar kata “hai”.

===================================*===*===*======================================
Seminggu sebelum natal, kami pun cepat-cepat untuk mengerjakan tugas kami. Berhubung aku hanyalah seksi konsumsi,  jadi tak sulit bagiku untuk menentukan makanan yang dapat di sajikan dengan biaya yag terbatas, atau mungkin bisa di bilang kalau kerjaku 90% rampung , ya tinggal menunggu hari natal tiba saja.
Berhubung kerjaku telah beres, aku membantu putri yang kerjaannya pun masih 50% jadi. Ya aku dan temanku grace membantunya agar kerjanya cepat selesai. Tapi tunggu, Putri itu seksi perlengkapan, Ciko juga sama. Tapi, kenapa aku tidak melihat Ciko? Ketika aku baru saja ingin menanyakannya pada putri, tiba-tiba..
Krek... pintu pun berbunyi
“eh bang Ciko, sini bantuin. Lu kan seksi perlengkapan juga” kata Putri
“nanti dulu ya, gue masih ada kerjaan nih” jawabnya
 “memangnya mau kemana bang” kata grace
“ada deh.. mau tau aja.. haha” katanya sambil tertawa.
Aku yang cuek masih saja melanjutkan pekerjaan yang sedang aku kerjakan tanpa memperhatikan di mana Ciko berada. Dan ketika aku berbalik tiba-tiba ada Ciko di belakangku.
“haduh.. hampir jantungan gue. Ngapain sih tiba tiba nongol di belakang?” kataku
“maaf-maaf gak bermaksud ngagetin kok” katanya
“terus mau ngapain?” tanyaku
“aku pergi dulu ya beli kado untuk Ibu Clarisa. Gapapa kan?” ujarnya sambil berbisik di telingaku
“yaudah pergi aja. Ngapain mesti ijin sama gue?” tanyaku
“oke” Kemudian Cikopun berpaling dariku sambil tersenyum. Kemudian dia baru berpamitan pada semuanya. Iapun pergi, tapi aku masih saja bingung  kenapa Ciko ijin denganku? Kenapa bukan sama putri kan putri rekan kerjasamanya? Apa mungkin dia berfikir aku harus tau kemana dia pergi? Atau? Halah sudah lupakan, fokus dulu bantuin putri. Ujarku dalam hati.

===================================*===*===*======================================

Akhirnya hari yang di tunggu pun tiba, yup! Hari natal! Semua acara berjalan dengan sangat mulus.
“puji Tuhan , berjalan dengan mulus. tapi sudah selesai acara rapihin lagi dong ruangannya?” ujar Ibu clarisa. “kalo ngerapihin dapet snack double deh..” lanjutnya
Kami pun bergegas merapihkan ruangan tersebut. Bahkan kami lomba cepat agar dapat snack double. Haha... (maklum, namanya juga anak SMP).  Menunggu aku merapihkannya, mama mengobrol dengan ibu sahabatku grace.  Ketika aku ingin menghampiri  mama tiba-tiba aku bertemu ciko, seperti biasa dia menegorku.  Tapi Ciko tidak sendirian, dia bersama laki-laki dan tentu saja bukan kembarannya. Karena aku suadah hafal betul bagaimana bentuk wajah dari kembarannya.

Laki-laki  yang berada di belakang ciko kemudian menatapku lalu berkata
“oh ini cik? Yang elu ceritain? Cantik juga.”
“hah? Eeee.... Udah, ga usah di bahas” jawabnya
“cerita? Cerita apa cik?” tanyaku
“bukan apa-apa” kanyanya sambil lari terbirit-birit.
Aku tidak terlalu ambil pusing dengan hal itu.  Kemudian akupun bergegas menuruni tangga bersama mamaku. Ternyata orang yang tadi lari terbirit birit sedang di tangga menunggu seseorang. Aku tidak mau ambil pusing, akupun berlalu begitu saja. Tunggu tiba-tiba seperti ada yang memanggil namaku?
“Puri.. Puri.. sini sebentar” Ciko  memanggilku. Dan tentunya akupun menghampirinya.
“ini” katanya sambil memerikan kotak yang dari atas sudah dia pegang
“untukku?”
“ya, ini untukmu. Ambillah” katanya
“tidak usah. Ini punyamu, usahamu. Peganglah.” Kataku sambil berbalik
Aku tidak lagi memperhatikan bagaimana ekspresi wajahnya saat aku tolak hadiah darinya.
===================================*===*===*======================================
Tiga bulan kemudian,  sifat coki yang hangat  sontak berubah padaku. Apa karena hadiahnya ku tolak tempo hari? Aku tidak bermaksud untuk menyakiti hatinya. Ku hanya tidak ingin menguras tenaganya yang mungkin saja sudah susah payah mengumpulkan uang untuk membeli kado itu.
Tapi tunggu dulu, jika benar hanya karna hadiah yang aku tolak tempo hari, mengapa sifat  putri dan grace berubah padaku? Apa ada yag salah dengan diriku? Tapi apa? Hmm.. Aku masih saja tak mengerti
Disaat perjalanan pulang ke rumah, grace yang tadinya hanya berbincang santai denganku tiba-tiba memassang wajah yang serius.
“ri” katanya memanggilku.”iya grace ada apa” kataku
“Gue mau ngomong sesuatu nih”
“yaudah ngomong aja gapapa kok” kataku santai
“se.. se.. sebenarnya, sudah satu bulan ini putri dan ciko sudah resmi jadian” katanya gugup
“oh iya? Bagus dong” kataku ceria
“lu gapapa kan ri? Gue kira selama ini lu juga suka sama ciko”
“haha... berarti selama ini elu salah tebak kan?
“iya ya.. haha..”
Aku yang sedang sakit hati berusaha untuk menenangkan diriku agar grace tidak tau perasaan ku yang sebenarnya. Sesampainya di rumah aku hanya berdiam diri dan terus mencoba untuk menenangkan diriku. Tapi tetap saja ribuan pertanyaan mengampiri kepalaku. Apa dia sakit hati padaku? Apa dia bersikap seperti itu pada semua wanita? Atau mungkin selama ini dia mendekatiku hanya untuk mencari perhatian putri? Atau yang lebih parah, apa puntri hanya sebagai pelarian saja? 
Cinta itu memang rumit. Mungkin di dunia ini hanya cintalah yang tidak bisa di tebak oleh orang. Memang, kebanyakan cerita berujung bahagia. Tapi ini bukan hanya sekedar dongeng dari inspirasi saja, tapi ini adalah sebuah kenyataan yang harus di terima dalam sebuah kehidupan.  Sudah lupakan saja, wajar jika seorang remaja pernah merasakan sakit hati. Ingat Puri tujuan utamamu adalah mencari ilmu di sekolah ini. Bukan malah mencari pacar. Oke, mulai hari ini aku akan berjanji tidak akan pacaran sekalipun oang yang benar-benar aku suka menyata kan cinta padaku. Supaya nantinya aku bisa belajar dengan tenang. Ya , setidaknya sampai lulus SMA . Hmm.. aku harus belajar dengan giat dan  memegang  komitmen ini. Aku berjanji..


 maya maranatha