Setiap orang
pasti pernah menyukai seseorang. Dimana
ketika kita melihatnya atau bahkan hanya memikirkannya kita merasa gugup
ataupun berdebar di dada. Dan perasaan tersebutlah yang di namakan cinta. Ya,
cinta tidak selamanya berjalan dengan mulus, bisa saja banyak halangan dan
rintangan, atau mungkin cinta yang ‘bertepuk sebelah tangan’.
===*===*===*===*===*===*===*===*===*===*===*==*===*===*==*===*===*===*===*===*===
Bulan november,
bulan dimana seluruh umat kristen sibuk mempersiapkan diri ataupun
acara natal, termasuk aku. Dalam waktu
dekat ini, sekolahku juga ingin
mengadakan perayaan natal. Pemilihan kepengurusan pun di mulai, hasinya aku
hanya menjadi seksi konsumsi , sahabatku grace menjadi bendahara, dan sahabatku putri menjadi seksi
perlengkapan. Ketua acaranya, tentu saja kakak-kakak kelas 9 yang sudah
berpengalaman menyelenggarakan acara tersebut. Tau ketuanya siapa? Coky,
saudara kembar Ciko yang notabene adalah bintang basket di sekolah. Ya, mungkin
bisa di bilang hampir tiap wanita di sekolahku tertarik padanya. Sedangkan
kembarannya Ciko hanya menjadi seksi perlengkapan, seperti putri. Ciko yang
notabene kembarannya Coky tidak kalah saing dengan Coky . Dia
salah satu anak yang mewakili sekolah kami untuk ikut OSN matematika. Mantap...
Pasti sudah terbayang kan bagaimana pintarnya Ciko?
“ Hahaha.. Andai
saja aku bisa punya pasangan seperti dia?”
Kataku dalam hati.
Hus hus... Jangan bermimpi terlalu tinggi,
lagi pula siapa yang suka dia? Kataku lagi dalam hati. Dan ketika aku sedang
bergumul dengan apa kata hatiku tiba-tiba...
“Door...” kata Putri sambil mengetuk bahuku. Kenapa
bengong ri? Ada masalah?
“Hah? Masalah? E
e engga kok” kataku terbata
“oh ayo kita
beresin peralatan buat acara natal? Katanya
“i iya..”
Ditengah jalan
menuju ke perpustakaan aku berpapasan dengan Ciko. Kemudian dia tersenyum
padaku. Aku merasa ada sesuatu yang
menahanku agar aku tidak segera berlalu, dan tiba –tiba saja rasanya jantungku
berdebar sangat kencang. Apa-apan ini?
Untuk mengatasi grogiku, aku segera berlari menyusul Putri.
===================================*===*===*======================================
Suatu hari ada
suatu akfitas dimana aku di tugaskan oleh Ibu Clarisa untuk bekerja sama dengan
Ciko. Jujur saja, aku merasa senang. Tapi? Apakah nantinya kerjasama kami akan
lancar? Apakah Ciko seorang yang hangat? Sehangat senyumannya waktu itu padaku?
Hmm.. sepertinya tidak ada yang tahu.
Aku pun beertemu
dengan Ciko tapi rasa deg degan dulu itu sudah tidak ada lagi. Ya, aku berfikir
mungkin waktu itu aku hanya kecapean mengikuti
langkah Putri yang terlalu cepat. Kemudian kami pun bertemu. Tapi , pertemuan kami ini bukannya untuk diskusi, kami
malah bercanda ria, dan seakan lupa dengan tugas yang di berikan bu Clarisa..
Sejak kerjasama
itu, kami makin akrab. Jika kami bertemu kami selau menyempatkan waktu untuk
saling menyapa. Walau hanya sekedar kata “hai”.
===================================*===*===*======================================
Seminggu sebelum
natal, kami pun cepat-cepat untuk mengerjakan tugas kami. Berhubung aku
hanyalah seksi konsumsi, jadi tak sulit
bagiku untuk menentukan makanan yang dapat di sajikan dengan biaya yag
terbatas, atau mungkin bisa di bilang kalau kerjaku 90% rampung , ya tinggal
menunggu hari natal tiba saja.
Berhubung
kerjaku telah beres, aku membantu putri yang kerjaannya pun masih 50% jadi. Ya
aku dan temanku grace membantunya agar kerjanya cepat selesai. Tapi tunggu,
Putri itu seksi perlengkapan, Ciko juga sama. Tapi, kenapa aku tidak melihat Ciko?
Ketika aku baru saja ingin menanyakannya pada putri, tiba-tiba..
Krek... pintu
pun berbunyi
“eh bang Ciko,
sini bantuin. Lu kan seksi perlengkapan juga” kata Putri
“nanti dulu ya,
gue masih ada kerjaan nih” jawabnya
“memangnya mau kemana bang” kata grace
“ada deh.. mau
tau aja.. haha” katanya sambil tertawa.
Aku yang cuek
masih saja melanjutkan pekerjaan yang sedang aku kerjakan tanpa memperhatikan
di mana Ciko berada. Dan ketika aku berbalik tiba-tiba ada Ciko di belakangku.
“haduh.. hampir
jantungan gue. Ngapain sih tiba tiba nongol di belakang?” kataku
“maaf-maaf gak
bermaksud ngagetin kok” katanya
“terus mau
ngapain?” tanyaku
“aku pergi dulu
ya beli kado untuk Ibu Clarisa. Gapapa kan?” ujarnya sambil berbisik di
telingaku
“yaudah pergi aja.
Ngapain mesti ijin sama gue?” tanyaku
“oke” Kemudian Cikopun berpaling dariku sambil tersenyum. Kemudian dia
baru berpamitan pada semuanya. Iapun pergi, tapi aku masih saja bingung kenapa Ciko ijin denganku? Kenapa bukan sama
putri kan putri rekan kerjasamanya? Apa mungkin dia berfikir aku harus tau
kemana dia pergi? Atau? Halah sudah lupakan, fokus dulu bantuin putri. Ujarku
dalam hati.
===================================*===*===*======================================
Akhirnya hari
yang di tunggu pun tiba, yup! Hari natal! Semua acara berjalan dengan sangat
mulus.
“puji Tuhan ,
berjalan dengan mulus. tapi sudah selesai acara rapihin lagi dong ruangannya?”
ujar Ibu clarisa. “kalo ngerapihin dapet snack double deh..” lanjutnya
Kami pun
bergegas merapihkan ruangan tersebut. Bahkan kami lomba cepat agar dapat snack
double. Haha... (maklum, namanya juga anak SMP). Menunggu aku merapihkannya, mama mengobrol
dengan ibu sahabatku grace. Ketika aku
ingin menghampiri mama tiba-tiba aku
bertemu ciko, seperti biasa dia menegorku. Tapi Ciko tidak sendirian, dia bersama
laki-laki dan tentu saja bukan kembarannya. Karena aku suadah hafal betul
bagaimana bentuk wajah dari kembarannya.
Laki-laki yang berada di belakang ciko kemudian
menatapku lalu berkata
“oh ini cik?
Yang elu ceritain? Cantik juga.”
“hah? Eeee....
Udah, ga usah di bahas” jawabnya
“cerita? Cerita
apa cik?” tanyaku
“bukan apa-apa”
kanyanya sambil lari terbirit-birit.
Aku tidak
terlalu ambil pusing dengan hal itu.
Kemudian akupun bergegas menuruni tangga bersama mamaku. Ternyata orang
yang tadi lari terbirit birit sedang di tangga menunggu seseorang. Aku tidak
mau ambil pusing, akupun berlalu begitu saja. Tunggu tiba-tiba seperti ada yang
memanggil namaku?
“Puri.. Puri..
sini sebentar” Ciko memanggilku. Dan
tentunya akupun menghampirinya.
“ini” katanya
sambil memerikan kotak yang dari atas sudah dia pegang
“untukku?”
“ya, ini
untukmu. Ambillah” katanya
“tidak usah. Ini
punyamu, usahamu. Peganglah.” Kataku sambil berbalik
Aku tidak lagi
memperhatikan bagaimana ekspresi wajahnya saat aku tolak hadiah darinya.
===================================*===*===*======================================
Tiga bulan
kemudian, sifat coki yang hangat sontak berubah padaku. Apa karena hadiahnya ku
tolak tempo hari? Aku tidak bermaksud untuk menyakiti hatinya. Ku hanya tidak
ingin menguras tenaganya yang mungkin saja sudah susah payah mengumpulkan uang
untuk membeli kado itu.
Tapi tunggu
dulu, jika benar hanya karna hadiah yang aku tolak tempo hari, mengapa
sifat putri dan grace berubah padaku?
Apa ada yag salah dengan diriku? Tapi apa? Hmm.. Aku masih saja tak mengerti
Disaat
perjalanan pulang ke rumah, grace yang tadinya hanya berbincang santai denganku
tiba-tiba memassang wajah yang serius.
“ri” katanya
memanggilku.”iya grace ada apa” kataku
“Gue mau ngomong
sesuatu nih”
“yaudah ngomong
aja gapapa kok” kataku santai
“se.. se.. sebenarnya,
sudah satu bulan ini putri dan ciko sudah resmi jadian” katanya gugup
“oh iya? Bagus
dong” kataku ceria
“lu gapapa kan
ri? Gue kira selama ini lu juga suka sama ciko”
“haha... berarti
selama ini elu salah tebak kan?
“iya ya..
haha..”
Aku yang sedang
sakit hati berusaha untuk menenangkan diriku agar grace tidak tau perasaan ku
yang sebenarnya. Sesampainya di rumah aku hanya berdiam diri dan terus mencoba
untuk menenangkan diriku. Tapi tetap saja ribuan pertanyaan mengampiri
kepalaku. Apa dia sakit hati padaku? Apa dia bersikap seperti itu pada semua
wanita? Atau mungkin selama ini dia mendekatiku hanya untuk mencari perhatian
putri? Atau yang lebih parah, apa puntri hanya sebagai pelarian saja?
Cinta itu memang
rumit. Mungkin di dunia ini hanya cintalah yang tidak bisa di tebak oleh orang.
Memang, kebanyakan cerita berujung bahagia. Tapi ini bukan hanya sekedar
dongeng dari inspirasi saja, tapi ini adalah sebuah kenyataan yang harus di
terima dalam sebuah kehidupan. Sudah
lupakan saja, wajar jika seorang remaja pernah merasakan sakit hati. Ingat Puri
tujuan utamamu adalah mencari ilmu di sekolah ini. Bukan malah mencari pacar.
Oke, mulai hari ini aku akan berjanji tidak akan pacaran sekalipun oang yang
benar-benar aku suka menyata kan cinta padaku. Supaya nantinya aku bisa belajar
dengan tenang. Ya , setidaknya sampai lulus SMA . Hmm.. aku harus belajar
dengan giat dan memegang komitmen ini. Aku berjanji..
maya maranatha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar